Jumat, 23 November 2018

JAWABAN UTS DASAR DASAR MULTIMEDIA SEMESTER I TAHUN AKADEMIK 2018- 2019


JAWABAN UTS DASAR DASAR MULTIMEDIA
SEMESTER I TAHUN AKADEMIK 2018- 2019
JUMAT 23 NOVEMBER 2018 PUKUL 13.00- 14.30 WIB
DOSEN PENGAMPU : DR.HUDIANA HERNAWAN,M.Si

1. Teks adalah media dasar untuk banyak sistem multimedia. Teks juga memainkan peranan untuk membentuk sesuatu perkataan dan perenggan bagi tujuan berkomunikasi, menyampaikan ide dan fakta dalam apa jua tujuan. Dalam penghasilan produk multimedia, teks memainkan peranan amat penting untuk menerangkan bagaimanakah aplikasi yang dihasilkan berfungsi, panduan kepada pengguna untuk melayari aplikasi tersebut, dan menghantar maklumat pada aplikasi yang telah direkabentuk. Teknologi teks pada asasnya banyak dgunakan dalam sistem multimedia. Bagaimanakah teks tersebut dibangunkan dan dikemaskini, bagaimana ia disimpan dan bagaimana ia digunakan untuk pembangunan.

Pedoman saat bekerja dengan teks :
  • Singkat dan jelas
  • Gunakan tipografi dan font yang tepat
  • Mudah dibaca dan dipahami
  • Pertimbangkan jenis gaya dan warna
  • Penggunaan yang konsisten
Jika dalam jumlah besar teks akan ditampilkan, kita dapat menguranginya dengan menggunakan animasi, video, dan narasi, menampilkan preview, hyperlink, pop-up, scroll bar, menu drop-down.Teks dapat digunakan secara efektif dalam mengkomunikasikan data, menjelaskan konsep dan ide, serta memperjelas media yang lain.

Kelebihan dan Kekurangan dalam menggunakan teks :

Kelebihan :
  • Relatif murah
  • Menggambarkan ide lebih kreatif
  • Menjelaskan media yang lain
  • Kerahasiaan terjaga
  • Mudah diganti
Kelemahan :
  • Kurang diingat dibandingkan media visual
  • Memerlukan perhatian yang lebih
  • Dapat terjadi ambiguitas

2. Kekurangan media audio
1.      Memerlukan suatu pemusatan pengertian pada suatu pengalaman yang tetap dan tertentu, sehingga pengertiannya harus didapat dengan cara belajar yang khusus.
2.      Media audio yang menampilkan simbol digit dan analog dalam bentuk auditif adalah abstrak, sehingga pada hal-hal tertentu memerlukan bantuan pengalaman visual.
3.      Karena abstrak, tingkatan pengertiannya hanya bisa dikontrol melalui tingkatan penguasaan perbendaharaan kata-kata atau bahasa, serta susunan kalimat.
4.      Media ini hanya akan mampu melayani secara baik bagi mereka yang sudah mempunyai kemampuan dalam berpikir abstrak.
5.      Penampilan melalui ungkapan perasaan atau simbol analog lainnya dalam bentuk suara harus disertai dengan perbendaharaan pengalaman analog tersebut pada si penerima.
Dari kekurangan dan kelemahan media audio tersebut maka diperlukan bantuan pengarahan dari media lainnya seperti media audio visual. Karakteristik media Audio-Visual adalah memiliki unsur suara dan unsur gambar.Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua yaitu media audio dan visual. (Miarso: 1986,34).



3. “A  picture  is  worth  a  thousand  words’  atau  ‘Satu  gambar mewakili seribu kata’. Peribahasa ini menunjukkan bahwa sebuah gambar seringkali dapat lebih berarti daripada sejumlah kata. Penggunaan gambar di dalam pembelajaran mampu menjelaskan banyak   hal   bila   dibandingkan   dengan   media   text.   Namun ungkapan ini hanya berlaku ketika bisa menampilkan gambar yang diinginkan saat memerlukannya.
Gambar memiliki beberapa kelebihan antara lain:
    Lebih mudah dalam mengidentifikasi obyek-obyek.
    Lebih mudah dalam mengklasifikasikan obyek.
    Mampu menunjukkan hubungan spatial dari suatu obyek.
    Membantu menjelaskan konsep abstrak menjadi konkret.Picture (gambar) bisa berfungsi sebagai ikon, yang bila dipadukan dengan teks, menunjukkan berbagai opsi yang bisa dipilih (select), atau  gambar  bisa muncul  full-screen menggantikan teks,  tetapi tetap  memiliki  bagian  tertentu  yang  berfungsi  sebagai  pemicu yang akan menampilkan objek atau event multimedia lain. Menggunakan gambar dalam multimedia lebih menarik perhatian dan dapat mengurangi kebosanan dibandingkan menggunakan teks. Gambar dapat meringkas dan menyajikan data kompleks dengan cara yang menarik dan lebih berguna. Multimedia membantu melakukan hal ini, yaitu ketika grafis menjadi objek suatu link. Grafis seringkali muncul sebagai backdrop (latar belakang) suatu teks untuk menghadirkan kerangka yang memperindah teks.

4. Hooper (2002)  menyebutkan bahwa multimedia sebagai media presentasi berbeda dari multimedia sebagai media pembelajaran. Media presentasi tidak menuntut pengguna berinteraktivitas secara aktif  di dalamnya; sekalipun ada interaktivitas maka interaktivitas tersebut adalah interaktivitas yang samar (covert). Media pembelajaran melibatkan pengguna dalam aktivitas-aktivitas yang menuntut proses mental di dalam pembelajaran. Dari perspektif ini aktivitas mental spesifik yang dibutuhkan di dalam terjadinya pembelajaran dapat dibangkitkan melalui manipulasi peristiwa-peristiwa instruksional (instructional events) yang sistematis. Di sini Hooper secara tegas menyatakan peran penting suatu desain instruksional di dalam multimedia pembelajaran (educational multimedia). Dengan demikian multimedia pembelajaran adalah paket multimedia interaktif di mana di dalamnya terdapat langkah-langkah instruksional yang didisain untuk melibatkan pengguna secara aktif di dalam proses pembelajaran.
Pernyataan Hooper tersebut menandakan bahwa :
Jadi bisa saja paket-paket tersebut memang merupakan multimedia dalam arti luas (mengandung teks, audio, animasi, video, bahkan simulasi) atau hanya terbatas mengandung beberapa media seperti teks dan gambar saja. Apapun media yang dikandungnya, ketiganya secara eksplisit menekankan adanya instruksional yang didesain di dalamnya. Dengan kata lain di dalam pengembangan CAI, CAL atau CBL suatu desain instruksional menjadi kerangka yang mencirikan paket-paket tersebut. Paket yang dirancang dengan pendekatan behavioristik tentu berbeda dengan paket dengan pendekatan kognitif. Sekalipun ketiganya memiliki kesamaan tetapi dari nama yang dikandungnya ketiganya memiliki arti yang berbeda.


5. Dari perspektif ini aktivitas mental spesifik yang dibutuhkan di dalam terjadinya pembelajaran dapat dibangkitkan melalui manipulasi peristiwa-peristiwa instruksional (instructional events) yang sistematis. Di sini Hooper secara tegas menyatakan peran penting suatu desain instruksional di dalam multimedia pembelajaran (educational multimedia). Dengan demikian multimedia pembelajaran adalah paket multimedia interaktif di mana di dalamnya terdapat langkah-langkah instruksional yang didisain untuk melibatkan pengguna secara aktif di dalam proses pembelajaran.
Dari pernyataan hooper tersebut bahwa :
Sangat penting bagi seorang pengembang multimedia pembelajaran untuk mengetahui makna dari istilah-istilah seperti CAI, CAL dan CBL. Pemahaman akan istilah-istilah ini penting dalam menentukan paket mana yang akan dikembangkan dan instruksi macam apa yang akan diberikan. CAI, secara umum, bermakna instruksi pembelajaran dengan bantuan komputer yang memiliki karakteristik yang khas : menekankan belajar mandiri, interaktif, dan menyediakan bimbingan (Steinberg, 1991). CAL memiliki arti dan karakteristik yang senada dengan CAI (Rieber, 2000). Sekalipun di sini CAI atau CAL menekankan belajar mandiri hal ini tidak serta merta menunjukkan bahwa CAI atau CAL merupakan suatu medium utama dalam pembelajaran. Pada kenyataannya CAI atau CAL lebih banyak berfungsi sebagai medium pengayaan (enrichment) bagi medium utama, baik medium utama tersebut adalah guru yang mengajar di depan kelas atau buku pelajaran utama yang wajib dibaca oleh siswa. Sementara CBL , sesuai dengan namanya, menunjukkan bahwa komputer dipakai sebagai medium utama dalam memberikan pembelajaran. Pada CBL sebagian besar kandungan dari pembelajaran (the bulk of the content) memang disampaikan melalui medium komputer (Rieber, ibid). CBL, misalnya,  cocok diberikan pada kasus pendidikan jarak jauh. Perbedaan arti dari CAI, CAL dan CBL ini tentu saja mempengaruhi desain instruksional yang dirancang bagi paket-paket tersebut.


6. Pemanfaatan multimedia pembelajaran dan perbedaannya,
Ada 3 ( tiga ) tipe pemanfaatan multimedia pembelajaran. Pertama, multimedia digunakan sebagai salah satu unsur pembelajaran di kelas. Misal jika guru menjelaskan suatu materi melalui pengajaran di kelas atau berdasarkan suatu buku acuan, maka multimedia digunakan sebagai media pelengkap untuk menjelaskan materi yang diajarkan di depan kelas. Latihan dan tes pada tipe pertama ini tidak diberikan dalam paket multimedia melainkan dalam bentuk print yang diberikan oleh guru.
Kedua, multimedia digunakan sebagai materi pembelajaran mandiri. Pada tipe kedua ini multimedia mungkin saja dapat mendukung pembelajaran di kelas mungkin juga tidak. Berbeda dengan tipe pertama, pada tipe kedua seluruh kebutuhan instruksional dari pengguna dipenuhi seluruhnya di dalam paket multimedia. Artinya seluruh fasilitas bagi pembelajaran, termasuk latihan, feedback dan tes yang mendukung tujuan pembelajaran disediakan di dalam paket.
Ketiga, multimedia digunakan sebagai media satu-satunya di dalam pembelajaran. Dengan demikian seluruh fasilitas pembelajaran yang mendukung tujuan pembelajaran juga telah disediakan di dalam paket ini. Paket semacam ini, seperti dijelaskan di muka, sering disebut CBL (Computer Based Learning).


7. Richard E. Mayer (2001:270) menyatakan ada tujuh prinsip multimedia dalam pembelajaran. Masing-masing prinsip dijabarkan sebagai berikut:
  • Prinsip Multimedia
Siswa dapat belajar lebih baik dari kata dan gambar daripada hanya kata-kata saja. Apabila pengembang multimedia pembelajaran menginginkan peningkatan pemahaman dan meningkatkan mutu desain multimedia maka sajian multimedia hendaknya memadukan dua kata-kata (teks) dan diikuti dengan sajian gambar.
  • Prinsip Keterdekatan Ruang
iswa dapat belajar lebih baik saat kata-kata dan gambar-gambar terkait disajikan secara berdekatan daripada saat disajikan saling berjauhan dalam halaman atau layar slide. Gambar dan kata-kata yang disajikan haruslah berdekatan dalam on-screen. Gambar dan teks/ kata yang berjauhan akan menyulitkan bagi siswa untuk memahami-nya atau bisa jadi bias makna yang disebabkan tek dan gambar yang berjauhan tersebut.
  • Prinsip Keterdekatan Waktu
Siswa dapat belajar lebih baik saat kata-kata dan gambar terkait disajikan secara simultan (berbarengan) daripada suksesif (bergantian). Untuk meningkatkan pemehaman siswa gambar dan teks/kata sebaiknya disajikan secara berbarengan dalam on-screen bukan bergantian sebab jika disajikan secara bergantian dapat menyebabkan terjadi kesalahan dalam memproses informasi yaitu hubungan mental antara representasi verbal dan representasi visual tidak terjadi.
  • Prinsip Koherensi
Siswa dapat belajar lebih baik saat kata-kata, gambar-gambar atau suara suara ekstra/tambahan dibuang daripada dimasukkan. Unsur-unsur tambahan yang tidak perlu sebaiknya dihilangkan dalam tampilan  onscreen, karena unsur tambahan tersebut akan mengalihkan perhatian siswa dari materi yang penting, bisa menggangu proses penataan materi, dan dapat menggiring siswa pada materi yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran.
  • Prinsip Modalitas
Siswa dapat belajar lebih baik dari animasi dan narasi daripada animasi dan teks on-screen. Gambar-gambar dan kata-kata sama disajikan secara visual (yakni sebagai animasi dan teks) akan menyebabkan saluran visual/pictorial kelebihan beban sebaliknya saluran auditori/verbal tidak termanfaatkan. Oleh karena itu dalam pengembangan multimedia saluran visual dan auditori digunakan secara seimbang.
  • Prinsip Redudansi
Siswa dapat belajar lebih baik dari animasi dan narasi darpada animasi, narasi dan teks on-screen. Jika kata-kata dan gambar-gambar disajikan secara visual yakni animasi dan teks akan menyebabkan saluran visual kelebihan beban sehingga pemrosesan informasi kurang maksimal.
  • Prinsip Perbedaan Individual
Pengaruh desain lebih kuat terhadap siswa berpengatahuan rendah daripada siswa berpengetahuan tinggi, dan siswa berkemampuan spatial tinggi lebih baik daripada siswa berspasial rendah. Penggunaan multimedia sebaiknya digunakan pada siswa yang belum mempelajari materi bukan untuk mengulang (remidi), sebab siswa yang memiliki pengetahuan kurang tertarik pada unsur-unsur multimedia. Begitujuga siswa yang kemampuan spasial rendah juga tidak begitu tertarik dengan tampilan multimedia. (Galih W.)


Sumber :
  1. Mayer, R. E. (2009). Multimedia learning. (Terjemahan Baroto Tavip Indrojarwo) New York: Cambridge University Press (Buku asli diterbitkan tahun 2001)

 8. Dalam memilih media perlu juga diperhatikan pembelajaran aspek-aspek berikut ;
1.tujuan pembelajaran
2.metode pembelajaran
3.jumlah peserta didik
4.karakteristik peserta didik
5.waktu yang tersedia untuk pembelajaran
6.biaya yang digunakan untuk media pembelajaran
7.kemampuan pengajar menggunakan media pembelajaran
8.tempat berlangsungnya pembelajaran

 9. Video Report

video from you tube https://www.youtube.com/watch?v=hw2hi7D1ALE

Video Report How to optimize students' learning_ Cognitive Theory of Multimedia Learning
How to optimize student's learning? Consider the Cognitive Theory of Multimedia Learning by professor Richard Mayer.
Video tersebut memberikan deskripsi tentang Pengantar Multimedia Pembelajaran oleh Richard E mayer :
1.    Tentang Harapan dari Multimedia Pembelajaran
2.    Ilmu Pengajaran : Menentukan Apa yang berhasil dari Multimedia Pembelajaran
3.    Ilmu Pembelajaran : Menentukan cara kerja multimedia Pembelajaran
Richard E. Mayer (2001:270) menyatakan ada tujuh prinsip multimedia dalam pembelajaran. Masing-masing prinsip dijabarkan sebagai berikut:
  • Prinsip Multimedia
Siswa dapat belajar lebih baik dari kata dan gambar daripada hanya kata-kata saja. Apabila pengembang multimedia pembelajaran menginginkan peningkatan pemahaman dan meningkatkan mutu desain multimedia maka sajian multimedia hendaknya memadukan dua kata-kata (teks) dan diikuti dengan sajian gambar.
  • Prinsip Keterdekatan Ruang
iswa dapat belajar lebih baik saat kata-kata dan gambar-gambar terkait disajikan secara berdekatan daripada saat disajikan saling berjauhan dalam halaman atau layar slide. Gambar dan kata-kata yang disajikan haruslah berdekatan dalam on-screen. Gambar dan teks/ kata yang berjauhan akan menyulitkan bagi siswa untuk memahami-nya atau bisa jadi bias makna yang disebabkan tek dan gambar yang berjauhan tersebut.
  • Prinsip Keterdekatan Waktu
Siswa dapat belajar lebih baik saat kata-kata dan gambar terkait disajikan secara simultan (berbarengan) daripada suksesif (bergantian). Untuk meningkatkan pemehaman siswa gambar dan teks/kata sebaiknya disajikan secara berbarengan dalam on-screen bukan bergantian sebab jika disajikan secara bergantian dapat menyebabkan terjadi kesalahan dalam memproses informasi yaitu hubungan mental antara representasi verbal dan representasi visual tidak terjadi.
  • Prinsip Koherensi
Siswa dapat belajar lebih baik saat kata-kata, gambar-gambar atau suara suara ekstra/tambahan dibuang daripada dimasukkan. Unsur-unsur tambahan yang tidak perlu sebaiknya dihilangkan dalam tampilan  onscreen, karena unsur tambahan tersebut akan mengalihkan perhatian siswa dari materi yang penting, bisa menggangu proses penataan materi, dan dapat menggiring siswa pada materi yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran.
  • Prinsip Modalitas
Siswa dapat belajar lebih baik dari animasi dan narasi daripada animasi dan teks on-screen. Gambar-gambar dan kata-kata sama disajikan secara visual (yakni sebagai animasi dan teks) akan menyebabkan saluran visual/pictorial kelebihan beban sebaliknya saluran auditori/verbal tidak termanfaatkan. Oleh karena itu dalam pengembangan multimedia saluran visual dan auditori digunakan secara seimbang.
  • Prinsip Redudansi
Siswa dapat belajar lebih baik dari animasi dan narasi darpada animasi, narasi dan teks on-screen. Jika kata-kata dan gambar-gambar disajikan secara visual yakni animasi dan teks akan menyebabkan saluran visual kelebihan beban sehingga pemrosesan informasi kurang maksimal.
  • Prinsip Perbedaan Individual
Pengaruh desain lebih kuat terhadap siswa berpengatahuan rendah daripada siswa berpengetahuan tinggi, dan siswa berkemampuan spatial tinggi lebih baik daripada siswa berspasial rendah. Penggunaan multimedia sebaiknya digunakan pada siswa yang belum mempelajari materi bukan untuk mengulang (remidi), sebab siswa yang memiliki pengetahuan kurang tertarik pada unsur-unsur multimedia. Begitujuga siswa yang kemampuan spasial rendah juga tidak begitu tertarik dengan tampilan multimedia. (Galih W.)

Sumber :
  1. Mayer, R. E. (2009). Multimedia learning. (Terjemahan Baroto Tavip Indrojarwo) New York: Cambridge University Press (Buku asli diterbitkan tahun 2001)



Daftar Pustaka

https://busybuzzlightyear.wordpress.com/2014/03/12/teks-dan-hypertext/

http://hariannyasidzil.blogspot.com/2014/03/teks-dan-hyperteks.html

http://sakinahunpak.blogspot.com/2013/07/a_9.html

https://vebivanesa.wordpress.com/2015/04/13/makalah-media-audio-dan-audio-visual/

http://irwansahaja.blogspot.com/2015/09/definisi-multimedia.html

http://www.zainalhakim.web.id/pemanfaatan-multimedia-pembelajaran.html

Mayer, R. E. (2009). Multimedia learning. (Terjemahan Baroto Tavip Indrojarwo) New York: Cambridge University Press (Buku asli diterbitkan tahun 2001)

https://alphamedia-ind.com/2018/03/11/prinsip-multimedia-pembelajaran/

http://dhitapsycho.blogspot.com/2011/02/aspek-aspek-dalam-media-pembelajaran.html


YouTube. (2018, November 23). Pencarian teratas di YouTube: Agustus - November 2018 [Berkas video]. Diperoleh dari https://www.youtube.com/watch?v=hw2hi7D1ALE









1 komentar: